menentukan bilangan mekanika kuantum
Menentukan Bilangan Kuantum
Elektron-
Menurut
model atom mekanika kuantum, gerakan elektron dalam mengelilingi inti atom
memiliki sifat dualisme sebagaimana diajukan oleh de Broglie. Oleh karena
gerakan elektron dalam mengelilingi inti memiliki sifat seperti gelombang maka
persamaan gerak elektron dalam mengelilingi inti harus terkait dengan fungsi
gelombang. Dengan kata lain, energi gerak (kinetik) elektron harus diungkapkan
dalam bentuk persamaan fungsi gelombang.
Persamaan
yang menyatakan gerakan elektron dalam mengelilingi inti atom dihubungkan
dengan sifat dualisme materi yang diungkapkan dalam bentuk koordinat Cartesius.
Persamaan ini dikenal sebagai persamaan
Schrodinger. Dari persamaan Schrodinger ini dihasilkan tiga bilangan
kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut( l ), dan bilangan kuantum magnetik(m).
Ketiga bilangan kuantum ini merupakan bilangan bulat
sederhana yang menunjukkan peluang adanya elektron di sekeliling inti atom.
Penyelesaian persamaan Schrodinger menghasilkan tiga bilangan kuantum. Orbital
diturunkan dari persamaan Schrodinger sehingga terdapat hubungan antara orbital
dan ketiga bilangan kuantum tersebut.
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan
kuantum utama (n) memiliki nilai n = 1, 2, 3, …, n. Bilangan kuantum ini menyatakan tingkat energi utama elektron dan
sebagai ukuran kebolehjadian ditemukannya elektron dari inti atom. Jadi,
bilangan kuantum utama serupa dengan tingkat-tingkat energi elektron atau orbit
menurut teori atom Bohr. Bilangan kuantum utama merupakan fungsi jarak yang
dihitung dari inti atom (sebagai titik nol). Jadi, semakin besar nilai n,
semakin jauh jaraknya dari inti.
Oleh
karena peluang menemukan elektron dinyatakan dengan orbital maka dapat
dikatakan bahwa orbital berada dalam
tingkat-tingkat energi sesuai dengan bilangan kuantum utama (n). Pada setiap tingkat energi terdapat satu atau lebih bentuk orbital.
Semua bentuk orbital ini membentuk kulit (shell).
Kulit adalah kumpulan bentuk orbital dalam bilangan kuantum utama yang sama.
Kulit-kulit ini diberi lambang mulai dari K, L, M, N, …, dan seterusnya.
Hubungan bilangan kuantum utama dengan lambang kulit sebagai berikut.
Bilangan
kuantum utama (n)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
…
|
Lambang
kulit
|
K
|
L
|
M
|
N
|
…
|
Jumlah
orbital dalam setiap kulit sama dengan n2, n adalah bilangan kuantum
utama.
Contoh:
Berapa
jumlah orbital pada kulit L?
Penyelesaian:
Jumlah
orbital dalam kulit L (n=2) adalah 22=4.
b. Bilangan Kuantum Azimut ( l )
Bilangan
kuantum azimut disebut juga bilangan kuantum momentum sudut, dilambangkan
dengan l. Bilangan kuantum azimut menentukan bentuk orbital. Nilai bilangan
kuantum azimut adalah l= n–1. Oleh
karena nilai n merupakan bilangan bulat dan terkecil sama dengan satu maka
harga l juga merupakan deret bilangan
bulat 0, 1, 2, …, (n–1). Jadi, untuk n=1 hanya ada satu harga bilangan kuantum
azimut, yaitu 0. Berarti, pada kulit K (n=1) hanya terdapat satu bentuk
orbital. Untuk n=2 ada dua harga bilangan kuantum azimut, yaitu 0 dan 1.
Artinya, pada kulit L (n=2) terdapat dua bentuk orbital, yaitu orbital yang
memiliki nilai l=0 dan orbital yang
memiliki nilai l=1.
Tabel 1.1 Bilangan Kuantum Azimut pada Kulit
Atom
n
|
Kulit
|
l
|
1
|
K
|
0 (s)
|
2
|
L
|
0 (s), 1
(p)
|
3
|
M
|
0 (s),
1(p), 2(d)
|
Pada
pembahasan sebelumnya, dinyatakan bahwa bentuk-bentuk orbital yang memiliki
bilangan kuantum utama sama membentuk kulit. Bentuk orbital dengan bilangan
kuantum azimut sama dinamakan subkulit. Jadi, bilangan kuantum azimut dapat
juga menunjukkan jumlah subkulit dalam setiap kulit. Masing-masing subkulit
diberi lambang dengan s, p, d, f, …, dan seterusnya. Hubungan subkulit dengan
lambangnya adalah sebagai berikut.
Bilangan
kuantum azimut (l )
|
0
|
1
|
2
|
3
|
…
|
Lambang
subkulit
|
s
|
p
|
d
|
f
|
…
|
Contoh:
Pada
kulit K (n=1), nilai memiliki harga 0 maka pada kulit K hanya ada satu subkulit
atau satu bentuk orbital, yaitu orbital s.
Pada
kulit L (n=2), nilai memiliki harga 0 dan 1 maka pada kulit L ada dua subkulit,
yaitu orbital s dan orbital p (jumlahnya lebih dari satu).
c. Bilangan Kuantum Magnetik (m)
Bilangan kuantum magnetik disebut
juga bilangan kuantum orientasi sebab bilangan kuantum ini menunjukkan
orientasi (arah orbital) dalam ruang atau orientasi subkulit dalam kulit. Nilai bilangan kuantum magnetik
berupa deret bilangan bulat dari –m melalui nol sampai +m. Untuk l=1, nilai m=0, ±l. Jadi, nilai bilangan
kuantum magnetik untuk l=1 adalah –l
melalui 0 sampai +l.
Contoh:
Untuk
=1, nilai bilangan kuantum magnetik, m=0, ± 1, atau m= –1, 0, +1. Untuk =2,
nilai bilangan kuantum magnetik adalah m= 0, ± 1, ± 2, atau m= –2, –1, 0, +1,
+2.
Subkulit-s
( l =0) memiliki harga m=0, artinya
subkulit-s hanya memiliki satu buah orbital. Oleh karena m=0, orbital-s tidak
memiliki orientasi dalam ruang sehingga bentuk orbital-s dikukuhkan berupa bola
yang simetris.
Subkulit-p
( l=1) memiliki nilai m= –1, 0, +1.
Artinya, subkulit-p memiliki tiga buah orientasi dalam ruang (3 orbital), yaitu
orientasi pada sumbu-x dinamakan orbital px, orientasi pada sumbu-y dinamakan
orbital py, dan orientasi pada sumbu-z dinamakan orbital pz.
Subkulit-d
( l=2) memiliki harga m= –2, –1, 0,
+1, +2. Artinya, subkulit-d memiliki lima buah orientasi dalam ruang (5
orbital), yaitu pada bidang-xy dinamakan orbital dxy, pada bidang-xz
dinamakan orbital dxz, pada bidang-yz dinamakan orbital dyz,
pada sumbu x2–y2 dinamakan orbital dx2-y2,
dan orientasi pada sumbu z2 dinamakan orbital dz2 .
Contoh
Menentukan Jumlah Orbital
Tentukan
nilai n, l, dan m dalam kulit M?
Berapakah jumlah orbital dalam kulit tersebut?
Jawab:
Kulit
M berada pada tingkat energi ke-3 sehingga:
n=3,
l = 0, 1, 2.
Pada
l=0, nilai m= 0. Jadi, hanya ada 1
orbital-s
Pada
l=1, nilai m= –1, 0, +1. Jadi, ada 3
orbital -p, yakni px, py, pz.
Pada
l= , nilai m= –2, –1, 0, +1, +2.
Jadi, ada 5 orbital-d, yakni dxy, dxz, dyz, dx2- y2,dan
dz2 .
Jadi,
dalam kulit M terdapat 9 orbital. Hal ini sesuai dengan rumus n2,
yaitu 32= 9.
d. Bilangan Kuantum Spin (s)
Di
samping bilangan kuantum n, l, dan m,
masih terdapat satu bilangan kuantum lain. Bilangan kuantum ini dinamakan
bilangan kuantum spin, dilambangkan dengan s. Bilangan kuantum ini ditemukan dari hasil pengamatan radiasi uap perak
yang dilewatkan melalui medan magnet, oleh Otto Stern dan W. Gerlach.
Pada
medan magnet, berkas cahaya dari uap atom perak terurai menjadi dua berkas.
Satu berkas membelok ke kutub utara magnet dan satu berkas lagi ke kutub
selatan magnet .
Berdasarkan pengamatan tersebut, disimpulkan bahwa atom-atom perak memiliki
sifat magnet.
Pengamatan
terhadap atom-atom unsur lain, seperti atom Li, Na, Cu, dan Au selalu
menghasilkan gejala yang serupa. Atom-atom tersebut memiliki jumlah elektron
ganjil. Munculnya sifat magnet dari berkas uap atom disebabkan oleh spin atau
putaran elektron pada porosnya. Berdasarkan percobaan Stern-Gerlach, dapat
disimpulkan bahwa ada dua macam spin elektron yang berlawanan arah dan saling
meniadakan. Pada atom yang jumlah elektronnya ganjil, terdapat sebuah elektron
yang spinnya tidak ada yang meniadakan. Akibatnya, atom tersebut memiliki medan
magnet.
Spin
elektron dinyatakan dengan bilangan kuantum spin. Bilangan kuantum ini memiliki
dua harga yang berlawanan tanda, yaitu + ½ dan – ½ . Tanda (+) menunjukkan
putaran searah jarum jam dan tanda (–) arah sebaliknya. Adapun harga ½ ,
menyatakan fraksi elektron.
Komentar
Posting Komentar